Sejujurnya kening saya berkerut kalau ditanya apakah memiliki hobi terbaru sejak pandemi. Saat yang lain memulai dan gandrung dengan berkebun, saya masih sama saja hanya menjadi penikmat tanaman yang dirawat oleh suami.
Saat banyak ibu yang menghabiskan waktunya di dapur dan mulai ngoprek resep ini dan itu, saya masih saja tak bersahabat dengan dapur. Prinsip kalau bisa beli kenapa harus masak masih mendarah daging dengan kuat.
Jadi sungguh pening kepala saya kalau ditanya tentang hobi terbaru. Karena before dan after pandemi, saya kok merasanya masih berkutat dengan hal yang sama setiap harinya. Masih menerima job konten dari klien, masih menulis untuk blog sendiri. Nggak ada perbedaan yang signifikan.
Jika ada perbedaan hanya tentang pengelolaan waktu yang harus lebih strict. Membagi waktu membersamai kakak belajar dan memastikan pekerjaan bisa seiring sejalan.
Lalu benarkah nggak ada satupun hobi baru yang ditekuni sejak pandemi?
Contents
4 Hobi Terbaru Sejak Pandemi
Well, setelah mencoba menggali, sepertinya beberapa hal ini bisa dikatakan sebagai hobi terbaru. Mau tahu?
-
Belajar SEO
Yup, sejak mengikuti kelas Growthing, saya ketagihan belajar printilan SEO. Menurut saya, semakin dipelajari, semakin banyak yang nggak ngerti. Padahal dulu SEO pernah menjadi hal yang saya hindari, eh sekarang malah jadi hal yang menarik hati. Memang ya kita itu harus membenci dan menyukai sesuatu dalam kadar yang sedang-sedang saja, hehe.
Bahkan sampai hari ini saya masih punya PR dari sebuah kelas untuk menuntaskan beberapa tugas. Materinya belum selesai saya kunyah, dan masih berat rasanya otak menerima. Namun saya sudah berazzam untuk bisa menuntaskan tugas yang diberikan.
-
Olahraga Online
Saya nggak bisa menyalahkan pandemi terkait bentuk tubuh yang semakin membulat. Saya justru berterima kasih pada pandemi yang membuat saya sadar betapa ternyata angka di timbangan sudah sangat mengerikan.
Sebelum pandemi saya nggak begitu ngeh dengan angka di timbangan, namun setelah pandemi, saya baru sadar banyak baju yang hampir nggak muat di badan. La untungnya kebanyakan baju saya gamis yang modelnya nggak press body. Itu pun udah keliatan banget yang awalnya gombrong, jadi ngepas, wkwk.
Dari kesadaran itulah saya mulai berolahraga online. Maksudnya berolahraga online, bukan olahraga jempol dan jari lo ya. Namun berolahraga yang dipandu lewat video dari Youtube, hehe.
Sayangnya nih…masih sering nggak konsisten. Kadang sehari sudah bisa rutin 3x, eh ntar malasnya datang. Bisa blong berminggu-minggu.
-
Menulis Jurnal Syukur
Mau diakui atau tidak, pandemi itu memang rawan stress ya. Makanya biar nggak keterusan, harus diantisipasi. Salah satunya dengan membiasakan diri menuliskan jurnal syukur. Tidak usah yang terlalu ribet, cukup dengan menuliskan minimal 3 hal baik yang disyukuri hari itu beserta alasannya.
Jika dilakukan dengan rutin, kebiasaan ini akan membuat kita lebih sering fokus pada kebaikan. Sehingga pandemi tak lagi jadi suatu hal yang menyesakkan. Betapa masih ada banyak hal-hal baik yang kita terima di masa yang sulit ini. Apalagi jika dilewati bersama-sama, insya Allah semua akan lebih mudah.
-
Terapi Warna
Selain jurnal syukur, bermain warna juga menjadi alternatif untuk releasing stress. Awalnya saya malah merasa stress sendirian kalau disuruh mewarnai. Hal itu dikarenakan mewarnai membutuhkan kesabaran dan waktu yang luang tingkat tinggi.
Namun setelah selesai mewarnai satu gambar, saya merasakan ada perasaan yang lepas. Melihat hasil mewarnainya juga happy. Dari situ saya jadi ketagihan untuk mewarnai.
Kalau anak-anak sedang mewarnai, saya ikut-ikutan mewarnai di samping mereka. Eh, malah jadi aktivitas bersama yang mengasyikkan. Anak-anak happy karena bundanya ikut mewarnai bersama. Saya pun belajar mengelola sabar lewat proses menorehkan warna.
Dari kegiatan sederhana ini, saya belajar untuk memiliki kontrol emosi yang lebih baik. Selain itu saya juga jadi belajar tentang psikologi warna. Saya bisa mencoba memahami diri sendiri, kenapa warna tersebut yang saya pilih, apa yang sebenarnya sedang saya rasakan. Semacam belajar lebih mindful terhadap diri sendiri dan kehidupan.
Begitulah 4 hobi terbaru yang saya geluti sejak pandemi. Nampaknya jauh berbeda dengan kebanyakan orang ya? Atau jangan-jangan ada yang memiliki hobi sama dengan saya?