Ibu kita Kartini, putri sejati, putri Indonesia, harum namanya
Ibu kita Kartini, pendekar bangsa, pendekar kaumnya untuk merdeka
Wahai Ibu kita Kartini, putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya bagi Indonesia
Tentunya lirik lagu ‘Ibu Kita Kartini’ gubahan WR. Supratman sudah tidak asing lagi di telinga Sahabat Bunda, bukan? Lagu yang sedari kecil kerap kita senandungkan, khususnya di bulan April seperti ini.
Sebuah lagu yang selalu membawa semangat untuk meneladani keberanian seorang Raden Ajeng Kartini dalam mendobrak ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan, khususnya di bidang pendidikan.
Saya yakin saat ini RA Kartini akan tersenyum bangga melihat kemajuan peran perempuan Indonesia zaman now. Betapa apa yang diperjuangkannya ratusan tahun lalu telah membuahkan hasil.
Oleh karenanya, jangan sampai perjuangan RA Kartini menguap dan terlupakan. Kini saatnya para perempuan Indonesa menjadi Kartini zaman now yang meneruskan perjuangan sang legenda.
Contents
Siapakah yang Disebut dengan Kartini Zaman Now?
Ada banyak perempuan di Indonesia, tetapi perempuan seperti apakah yang cocok menyandang gelar Kartini zaman Now? Kalau menurut saya, perempuan mana pun bisa menjadi Kartini di zaman sekarang.
Selama perempuan tersebut memiliki semangat dan daya juang yang sama sebagaimana yang dimiliki oleh RA Kartini.
Lalu seperti apakah karakter yang harus dimiliki oleh perempuan modern agar bisa disebut sebagai Kartini zaman now?
1. Senang Belajar
Perempuan yang pikirannya telah dicerdaskan, pemandangannya telah diperluas, tak akan sanggup lagi hidup di dalam dunia nenek moyangnya.
Kalimat di atas adalah salah satu kutipan dari RA Kartini yang menunjukkan bahwa beliau merupakan sosok yang senang belajar. Belajar akan membuat seorang perempuan lebih cerdas dan memiliki wawasan yang luas.
Perempuan berwawasan luas akan mampu melihat dunia dari segala sisi. Tidak lagi mudah terprovokasi dan lebih bijak dalam melihat situasi.
Hal tersebut penting karena sebagaimana kutipan lain dari sosok pahlawan perempuan yang satu ini;
Perempuan adalah pembawa peradaban.
Di tangan perempuan kelak akan lahir generasi penerus bangsa. Apa jadinya jika seorang perempuan tidak senang belajar, tidak senang mengembangkan wawasannya?
2. Suka Membagikan Idenya Melalui Tulisan
Seperti yang Sahabat Bunda ketahui, surat-surat yang dikirimkan oleh RA Kartini kepada sahabatnya di Belanda telah dibukukan. Buku tersebut yang kemudian menjadi motivasi bagi perempuan Indonesia untuk meneruskan perjuangan beliau.
“Habis Gelap Terbitlah Terang” adalah tajuk dari buku fenomenal tersebut. Sekaligus menjadi bukti otentik bahwasanya tulisan tidak akan pernah lekang oleh zaman. Berapa lamapun waktu berlalu, tulisan akan tetap menjadi tonggak sejarah yang berdiri tegak.
Ada banyak pahlawan perempuan di Indonesia, tetapi yang membedakan Kartini dengan pahlawan lainnya terletak pada apa yang dituliskannya. Karena Kartini menulis, maka semangatnya masih mengalir dan bisa dirasakannya hingga kini.
Maka, menulislah Sahabat Bunda, karena dengan menulis, bahkan sereceh apapun buat kita, bisa jadi solusi buat hidup orang lain. Apalagi di zaman internet cepat seperti sekarang, membagikan tulisan tidak lagi serumit di zaman RA Kartini kan?
3. Tidak Melawan Kodrat
Kita dapat menjadi manusia sepenuhnya, tanpa berhenti menjadi wanita seutuhnya.
Kesetaraan gender adalah sesuatu yang digaungkan oleh banyak komunitas perempuan saat ini. Banyak yang mengatakan hal tersebut diinisiasi oleh RA Kartini.
Sayangnya banyak komunitas perempuan tersebut yang justru melenceng dari semangat awal RA Kartini. Kesetaraan yang diperjuangkan oleh RA Kartini adalah hak yang sama antara perempuan dan laki-laki di dalam mendapat pendidikan.
Dalam kacamata pahlawan perempuan kesayangan kita ini, perempuan wajib berpendidikan bukan untuk menjadi saingan lelaki. Namun karena perempuan memiliki tugas sebagai pendidik anak-anaknya. Bukankah sebagai seorang pendidik penting untuk menjadi terpelajar?
Kami di sini memohon diusahakannya pengajaran dan pendidikan anak-anak wanita, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak wanita itu menjadi saingan laki-laki dalam hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya yang diserahkan alam (sunatullah) sendiri ke dalam tangannya: menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama.
4. Patuh pada Orang Tua
Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu, tapi satu-satunya hal yang benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri.
Kartini pada zamannya bisa disebut sebagai perempuan yang punya banyak kemauan. Kalau anak zaman now bisa disebut sebagai kaum rebel kali ya.
Namun sekuat apapun Kartini memegang teguh impian dan cita-citanya, Kartini tidak pernah melawan kehendak orang tua. Bahkan Ia pun tetap menikah dengan jodoh yang telah dipilihkan dan menjalaninnya sebaik mungkin.
Sebagai Kartini zaman now, kita bisa meneladani karakter pahlawan perempuan yang satu ini dengan cara paling sederhana, Sahabat Bunda. Sesederhana memberi kabar kepada orang tua di antara kesibukan pekerjaan dan mengurus keluarga.
Apalagi dengan adanya internet cepat, video call menjadi lebih mudah bukan? Sahabat Bunda bisa membasuh kerinduan orang tua hanya dengan sekali tekan. Jarak kini tidak lagi menjadi batasan.
5. Berjiwa Sosial
Sesudah dan sebelum menikah, RA Kartini memiliki jiwa sosial yang tinggi. Walau ia berdarah ningrat, ia tidak melihat orang dari statusnya.
Bahkan ia kemudian membuka sekolah khusus perempuan untuk orang-orang di sekitarnya. Hal tersebut tentu saja berawal dari empati di dalam dirinya karena ingin melihat perempuan mendapat pendidikan yang setara dengan lelaki.
6. Menjadi Guru Sejati
Seorang guru bukan hanya sebagai pengasah pikiran saja, melainkan juga sebagai pendidik budi pekerti.
RA Kartini membangun sekolahnya sendiri. Berawal dari keinginannya untuk bisa mengembangkan potensi perempuan-perempuan di sekitarnya. Karena seperti yang disampaikan di awal, perempuan adalah pendidik pertama untuk anak-anaknya.
Maka penting bagi seorang perempuan untuk menjadi sosok yang terdidik dan terpelajar. Hal penting yang dicamkan oleh Kartini tentang menjadi guru sudah seharusnya mengakar di dalam jiwa setiap perempuan;
Tetapi apalah artinya pandai dalam ilmu yang hendak diajarkan itu, apabila ia tidak dapat menerangkan secara jelas kepada murid-murid.
Bukan soal seberapa cerdas diri kita. Namun seberapa banyak ilmu yang bisa bermanfaat dan kita bisa sampaikan kepada para murid, khususnya pada anak-anak kita.
7. Memiliki Keberanian dan Daya Juang
Tahukah engkau semboyanku? ‘Aku mau.’ Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata ‘Aku tiada dapat’ melenyapkan rasa berani. Kalimat ‘Aku mau’ membuat kita mudah mendaki puncak gunung.
Keberanian dan daya juang yang tinggi adalah hal terakhir juga terpenting yang patut kita teladani dari seorang Kartini. Sebesar apapun rintangannya, Kartini tidak pernah surut dalam langkahnya.
Sahabat Bunda bisa jadi punya skill ini dan itu, tetapi karena sebuah rintangan, skill itu pada akhirnya harus terpendam dalam-dalam. Saat kondisi itu terjadi, cobalah ingat semboyan Kartini yang satu ini, “Aku mau.”
Karena “bisa” saja tidak cukup. “Bisa” tanpa kemauan yang kuat, hanya akan sekadar menjadi angan-angan.
Nah, dari tujuh karakter Kartini di atas sudahkah Sahabat Bunda memilikinya? Jika sudah, maka saatnya untuk bertumbuh menjadi Kartini zaman now. Meneruskan cita-cita Kartini lewat passion dan skill kita masing-masing tentunya.
Bersyukur dengan adanya internet cepat, perjuangan kita bisa jauh lebih mudah dibandingkan RA Kartini pada zamannya. Bahkan untuk berkorespondensi dengan sahabat di luar negeri sebagaimana yang dilakukan Kartini, kesempatan tersebut jauh lebih mudah dan luas kan?
Bagaimana Internet Cepat Mencetak Kartini Zaman Now?
Dari tadi saya berkali-kali menyebutkan keuntungan adanya internet cepat di zaman now. Bisa jadi Sahabat Bunda mengernyitkan kening, apa coba hubungan antara koneksi internet dengan proses menjadi penerus impian Kartini?
Hoho, tentu saja ada dong, Sahabat Bunda. Kartini pada zamannya saat ingin menemukan sebuah bacaan harus sembunyi-sembunyi. Sesekali menunggu kiriman dari kakak laki-lakinya.
Begitu juga saat ingin membaca kabar terbaru, tidak bisa real time. Berbeda dengan zaman sekarang di mana dengan adanya kemudahan teknologi, seorang perempuan bahkan bisa saling berkabar dan berbagi cerita melalui media sosial dalam hitungan detik.
Makanya sungguh sayang apabila kemudahan tersebut tidak kita gunakan secara optimal. Sementara dengan adanya internet cepat, Sahabat Bunda bisa banget menginternalisasi karakter RA Kartini di dalam jiwa masing-masing dengan tiga hal berikut:
1. Memberikan Kesempatan Belajar Seluas-luasnya
Melalui adanya koneksi internet yang cepat dan tak terbatas, para perempuan kini mudah belajar apa saja dan di mana saja. Bahkan belajar tidak melulu harus memasuki ruang-ruang perkuliahan.
Kini makin banyak komunitas perempuan yang berdiri dan menawarkan banyak jenis ruang belajar baru. Dari ilmu parenting, memasak, berkebun, keuangan, hingga peningkatan skill apapun jenisnya bisa kita temui dengan mudah di zaman now.
Hanya dengan menjentikkan jari di layar smartphone, segala macam ilmu bisa kita kuasai. Semua kembali lagi pada diri masing-masing, mau nggak untuk meraup ilmu tersebut.
2. Berkarya Tanpa Terbatas Dinding dan Sekat
Pada zamannya, Kartini mau mengirim surat ke teman saja butuh waktu yang panjang. Bagaimana dengan Sahabat Bunda?
Semua jauh lebih mudah dan cepat kan? Mau berbagi resep dan foto makanan, bisa langsung post di media sosial. Mau berjejaring dengan teman baru, tinggal gabung di komunitas-komunitas online yang bisa dengan mudah dicari melalui internet. Mau jualan, tersedia banyak marketplace yang siap jadi ruang kerja.
Bahkan untuk berbagi ilmu, menerbitkan buku ataupun sekadar say hello dengan sesama perempuan di ujung negeri atau ujung dunia, semua jadi lebih mudah. Seharusnya dengan segala kemudahan ini, Kartini-Kartini baru makin banyak yang terlahir ya, Sahabat Bunda?
3. Bebas Memilih Peran Sesuai Potensi dan Minat
Berbeda dengan Kartini yang masih memiliki banyak sekat pada zamannya, tidak bisa bebas memilih peran yang benar-benar diinginkan. Kartini zaman now memiliki kesempatan yang luas untuk menjadi apapun dan siapapun.
Mau jadi chef, bisa. Mau jadi atlet, ayo. Mau jadi ilmuwan, siip banget. Mau jadi presiden pun, kuy lah.
Bahkan asyiknya lagi, apapun peran yang Sahabat Bunda mau ambil bisa dikerjakan di manapun dan kapanpun. Tidak melulu harus di kantor dan mengenakan blazer, bahkan di rumah pun, seorang perempuan bisa tetap berkarya dan berdaya.
Makin banyak kini ahli masak yang ngantornya dari rumah, tapi pesanan makanan yang diterimanya berlimpah ruah. Banyak dokter perempuan praktek dari rumah, bahkan melayani konsultasi via online, sembari tetap bisa menjalankan perannya sebagai ibu dan istri secara optimal.
Tak sedikit pula perempuan yang memilih menjadi blogger dan penulis, mengabadikan karya-karyanya lewat tulisan tanpa harus melangkahkan kaki dari rumahnya.
Tentu saja tanpa mengecilkan perempuan yang memilih berperan di ranah publik. Kembali lagi setiap perempuan memiliki passion dan minatnya masing-masing.
Saat potensi seorang perempuan lebih terasah di ruang publik, kelekatan dengan keluarga pun tetap bisa terjaga dengan adanya koneksi internet cepat di zaman now. Ketika sebuah kondisi memaksa seorang perempuan terpaksa berjauhan dengan keluarganya, video call dan mengirim kabar lewat aplikasi perpesanan menjadi lebih mudah.
Banyak sekali bukan kemudahan yang bisa didapatkan dengan berkembangnya teknologi sekarang ini? Semoga kemudahan yang ada membuat Sahabat Bunda semakin bersemangat untuk meneladani karakter Kartini, bukan malah sebaliknya ya?
Ngobrolin soal internet cepat, pastikan untuk memilih provider yang tepat ya, Sahabat Bunda. Di antara sekian banyak internet provider yang ada di tanah air, saya percaya bahwa jam terbang tak pernah menipu.
Selain pengalaman yang panjang, ketersebaran jaringan yang merata juga perlu menjadi pertimbangan. Pilihan paket yang beragam, juga kemudahan pembayaran adalah beberapa hal penunjang lain yang perlu dipertimbangkan dalam memilih sebuah provider.
Dengan semua alasan di atas, tentu nggak heran kalau banyak orang memilih IndiHome, internet provider plat merah milik Telkom Indonesia kan? Saya sendiri amat berterima kasih pada IndiHome karena telah menjadi sahabat pertama dalam mengembangkan passion di bidang literasi.
Sejak masih bernama Speedy, saya telah merasakan bagaimana asyiknya berkarya tanpa sekat bersama internet provider yang satu ini. Dari yang awalnya harus berpindah-pindah dari satu warnet ke warnet lainnya, hingga kemudian bisa memasang wifi sendiri di rumah, produk Telkom Indonesia yang satu ini benar-benar membantu saya memaksimalkan potensi.
Kalau Sahabat Bunda punya pengalaman yang samakah dengan saya? Apapun cerita dan potensi yang dimiliki, yuk ah optimalkan peran diri sebagai Kartini Zaman Now dengan kemudahan internet yang ada. Selamat berkarya dan berjuang dengan pilihan peran masing-masing, Sahabat Bunda.***