Cara meminta maaf yang baik kepada anak seringkali tak terpikirkan oleh orang tua. Ada kalanya orang tua menganggap wajar kesalahan yang terjadi dalam proses pengasuhan, namun lupa meminta maaf pada anak-anaknya.
Orang tua pula yang mengajarkan anak-anak untuk memegang magic words (Maaf, Tolong dan Terima Kasih) pada kondisi tertentu. Lucunya orang tua pula yang tak memegang magic words tersebut.
Minta maaf sejatinya sebuah hal yang sederhana, tetapi membawa efek yang besar dalam psikologis seseorang, khususnya anak-anak. Entah berapa banyak luka pengasuhan yang terus membesar hanya karena ketiadaan kata “maaf”.
Saya bersyukur memiliki ibu yang tidak segan mengucapkan maaf kepada anaknya. Terlepas segala kesalahan beliau tidak lebih besar dari semua baktinya kepada anak-anak dan keluarganya, tapi mendengar kata maaf yang tulus meluncur dari bibir ibu rasanya di hati langsung nyess.
Sampai detik ini saya masih ingat bagaimana dengan legowonya ibu mengucapkan maaf atas segala luka yang ada di hati saya. Dengan tulus beliau berkata, “Maaf ya nduk, kalau bapak ibu selama mengasuhmu belum sempurna. Kamu harus menjadi saksi atas pertengkaran demi pertengkaran kami.”
Hati anak mana yang tak tersentuh bukan? Sekaligus ibu memberikan sebuah pendidikan pengasuhan yang begitu jelas di depan mata.
Bahwasanya orang tua adalah manusia biasa, tempatnya khilaf dan lupa. Nggak bisa kita menuntut orang tua menjadi sempurna, sebagaimana kita nggak bisa menuntut anak-anak menjadi sempurna.
Oleh karenanya orang tua salah itu manusiawi. Namun yang terpenting adalah berani menurunkan ego untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada anaknya.
Tak sedikit orang tua yang gengsi mengucap maaf. Bahkan tak sedikit pula yang menganggap orang tua itu selalu benar. Kalaupun salah ya maklumi saja, nggak perlu minta maaf. Mengsedih nggak sih Sahabat Bunda? Semoga kita dijauhkan dari sikap demikian ya.
Contents
Bagaimana 5 Cara Meminta Maaf yang Baik kepada Anak?
Nah, ngomongin cara meminta maaf yang baik kepada anak, saya punya lima tips nih. Siap untuk mengetahuinya satu per satu? Let’s go!
1. Menyadari Kesalahan Diri
Tahap pertama yang penting dilakukan adalah menyadari bahwa Sahabat Bunda telah melakukan kesalahan. Bukan hanya menyadari, tetapi juga penting untuk menerima bahwa Anda telah melakukan kesalahan. Entah itu kesalahan besar ataupun kecil.
Penerimaan terhadap kesalahan yang Anda perbuat akan membantu untuk mengucapkan maaf. Apabila Anda belum menerima kesalahan yang telah diperbuat, tentu akan sulit untuk mengucap maaf bukan? Wong sadar sama kesalahannya saja belum, apabila mau minta maaf kan?
2. Meminta Maaf Setelah Menyadarinya
Setelah menyadari dan menerima kesalahan yang telah Anda perbuat, selanjutnya yang harus Anda lakukan adalah segera meminta maaf kepada Anak. Bukan berarti karena Anda lebih tua, dan melahirkan anak-anak Anda, lalu hal tersebut menjadi tameng untuk Anda bebas berbuat sesuka hati kepada anak.
Justru karena Anda adalah orangtuanya, anak akan melihat contoh nyata dari Anda terkait bagaimana orang dewasa yang melakukan kesalahan dan dengan tulus meminta maaf. Apabila Anda menemui anak-anak saat ini tumbuh menjadi sosok yang mudah melemparkan kesalahan pada orang lain, bisa jadi karena mereka melihat Anda melakukannya.
3. Memberikan Pelukan kepada Anak
Pelukan adalah bentuk kasih yang menenangkan. Sebagaimana Anda yang sedang marah pada pasangan akan luluh saat diberikan pelukan, begitu juga dengan anak-anak.
Pelukan mengalirkan ketulusan. Dari sebuah pelukan, anak bisa merasakan setulus apa permintaan maaf orang tuanya. Oleh karenanya jangan lupa untuk menutup permintaan maaf dengan saling berpelukan.
Selain mengalirkan kasih dan ketulusan, pelukan juga bisa menjadi obat bagi hati yang terluka. Juga menjadi sarana untuk menambal bonding yang sempat terkoyak antara anak dan orang tua.
4. Tidak Memaksakan Anak untuk Memaafkan
Saya baru saja belajar salah satu tips meminta maaf yang baik kepada anak ini beberapa waktu lalu. Kalau tidak salah saya dapatkan dari buku yang ditulis dr. Aisyah Dahlan bertajuk “Maukah Menjadi Orang Tua yang Bahagia?”
Di buku tersebut dituliskan bahwa redaksional cara Anda meminta maaf juga sangat menentukan. Antara “Maafkan Bunda ya nak,” dengan “Bunda minta maaf ya Nak,” ternyata dua hal yang berbeda.
Kalimat pertama seakan memaksa anak untuk lekas memaafkan kesalahan Anda. Sedangkan kalimat kedua di mana Anda meletakkan diri sendiri sebagai subjek menandakan bahwa Anda benar-benar menyadari kesalahan dan tulus meminta maaf.
Walaupun Anda sudah meminta maaf, Anda tidak bisa memaksa anak untuk segera memaafkan. Biarkan anak menerima rasa jengkel dan kecewanya terlebih dahulu. Beri waktu kepada anak untuk memahami dan memproses permintaan maaf Anda.
Insya Allah jika luka di hati anak sudah membaik, dan anak bisa melihat ketulusan Anda dengan tidak melakukan kesalahan yang sama berulangkali, dengan senang hati anak akan memaafkan Anda kok.
5. Tidak Mengulang Kesalahan yang Sama
Nah, bagian terakhir ini adalah hal yang seringkali ter-skip oleh orang tua. Sudah meminta maaf, tapi keesokan hari akan melakukan kesalahan yang sama. Satu dua kali mungkin anak akan memaklumi, namun jika dilakukan berkali-kali, anak lama-lama bisa menganggap Anda tidak tulus dalam meminta maaf.
Secara tidak langsung anak juga belajar bahwa permintaan maaf hanya sekadar ucapan manis belaka. Bukan hal yang benar-benar penting dan penuh makna.
Jangan sampai ya hal-hal kecil yang terlihat sepele buat kita, justru menjadi hal yang menancapkan luka di hati anak ya, Sahabat Bunda. Btw, apa saja sih kesalahan orang tua yang seringkali tak disadari saat melakukannya?
Selengkapnya terkait hal tersebut, silakan baca artikel Smart Parents, Tobat Nasuha dari 8 Kesalahan Ini Yuk!
Semoga bermanfaat dan jangan lupa praktekkan 5 cara meminta maaf yang baik kepada anak di atas ya! Sampai jumpa di lain postingan!