Selain menonton drama Korea, membaca buku adalah hal yang saya sukai. Selain buku parenting dan novel, especially karyanya Tere Liye dan Hanum Salsabilla Rais, buku bertema kesehatan mental cukup banyak mengisi rak buku saya.
Bisa jadi karena saya sering merasa nggak baik-baik saja, maka buku-buku bertema itu selalu menarik hati untuk dibeli dan dibaca. Buku-buku itu cukup membantu saya dalam proses self healing, meski akhirnya pada Jumat, 7 Oktober lalu, ‘bom waktu’ akhirnya meledak dan saya memilih untuk bertemu psikiater untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
Bersyukur kondisi jiwa saya masih cukup baik. ‘Hanya’ mengalami Adjustment & Anxiety Disorder, wkwk.
Kenapa saya sebut ‘hanya’, karena jujur saya sudah takut kalau ternyata saya mengidap depresi mayor atau penyakit lainnya. Beruntung masih ada di tahap yang cukup aman. Walau kalau nggak diatasi dengan tepat, bisa saja berujung pada depresi.
Nah, buat Sahabat Bunda yang mungkin sedang mengalami mental yang kurang baik. Namun masih ragu-ragu untuk bertemu dengan psikolog ataupun psikiater, saya mau merekomendasikan 6 buku favorit yang selama ini menemani proses self healing. Cekidot!
Contents
Sehat Mental bersama 6 Buku Favorit Ini Yuk!
Kesehatan mental adalah hal yang sangat penting. Apalagi buat para bunda. Karena anak-anak yang bahagia hanya akan lahir dari para bunda yang bahagia.
That’s why tetap waras dan slay itu penting. Sayangnya di antara bejibun aktivitas, bejibun rasa yang muncul setiap harinya, ada kalanya kewarasan jadi hal yang susah dimiliki.
Ujungnya, anak dan suami yang seringkali jadi korban. Buat Sahabat Bunda yang merasa sedang tidak baik-baik saja, 6 buku favorit saya ini bisa jadi opsi bacaan yang menarik:
-
Anger Management
Ditulis oleh pasangan Dadi Birdy & Diah Mahmudah. Mengulas lengkap tentang manajemen emosi, dari sumber hingga solusi. Isinya seperti apa, bisa diintip di artikel “Review Buku Anger Management: Mengelola Amarah agar Hidup Lebih Terarah.”
-
Semeleh
Buku ini merupakan kumpulan tulisan dari para peserta kelas Self Healing berjudul sama. Ada salah satu tulisan saya juga lo di situ.
Membaca buku ini membuat saya mengingat betapa Semeleh itu butuh proses. Bukan hanya dicapai, tapi juga dipertahankan.
Yup, saat proses mengikuti kelas Semeleh, saya sudah berada di titik letting go banyak hal. Namun seiring waktu, perasaan acceptance dan letting go itu pudar.
Yup, mempertahankan kondisi Semeleh ternyata nggak mudah, Sahabat Bunda. Untuk bisa tetap semeleh, kita harus aktif mengupayakan self love dan self awareness. Banyak bersyukur dan menerima segala macam perasaan yang muncul di dada.
-
Pulih
Ini adalah buku yang membuat saya tertarik mengikuti kelas Semeleh. Sama-sama diterbitkan oleh Komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis, buku ini berisi kumpulan tulisan teman-teman yang berusaha bangkit dari keterpurukan dan rasa traumanya.
Membaca buku ini, saya merasa tidak sendirian. Setiap manusia selalu punya ujian dan tantangan hidupnya masing-masing.
Namun bagaimana menyikapi setiap luka dan perjuangan, apakah menyerah atau bangkit pulih, ada di tangan masing-masing. Must read bangeet!
-
Pulih dari Perih
Hampir sama ya judulnya dengan buku ketiga? Bedanya kalau ini buku solo dari mbak Ninin Kholida. Berisi 50 tulisan motivasi islami dan afirmasi.
Setiap tulisannya ditulis dengan sangat indah, tidak menggurui, tapi terasa dirangkul oleh seorang sahabat. Bener-bener syahdu kalau dibaca saat feeling blue. Hati yang tadi rasanya porak-poranda jadi bisa membaik perlahan.
-
Don’t be Angry Mom
Buku ini relate dengan buku Anger Management. Bedanya bahasanya jauh lebih ringan. Selain itu gambar-gambar di dalamnya membuat asyik dibaca.
Cocok buat para bunda yang sering marah-marah sama anak. Udah tahu salah, tapi bingung gimana mengendalikannya, cuzz lah baca buku ini dan mari belajar mendidik anak tanpa amarah.
-
Luka Performa Bahagia
Buku yang membuat saya jatuh cinta pada mbak Intan Maria Lie. Tulisannya begitu menyentuh hati. Sama seperti buku mbak Ninin, buku karya mbak Intan Maria Lie dan mas Adi Prayuda ini bikin saya meleleh.
Setiap tulisan yang ada di dalamnya selalu relate dengan semua perjalanan hidup saya. Membuat saya kembali diingatkan betapa hidup terlampau indah untuk diisi dengan bad feelings.
Segala luka, segala trauma boleh hadir. Tapi memilih untuk bangkit, pulih dan menguat adalah pilihan diri sendiri. Jadi, mau sampai kapan playing victim?
Itulah Sahabat Bunda, enam buku yang bisa mengisi relung jiwa dengan semangat baru untuk menapaki hari yang nggak mudah. Selain membaca enam buku di atas, jangan lupa juga banyak-banyak mendekat ke Sang Pencipta ya, Sahabat Bunda.
Namun jika dirasa keluhan dan sinyal-sinyal jiwa makin kencang, sudah berusaha self healing dan banyak-banyak dzikir masih terus-terusan feeling blue, better sempatkanlah untuk bertemu ahlinya ya, Sahabat Bunda.
Nggak harus langsung ke psikiater kok, ada kalanya konsultasi ke psikolog juga sudah cukup membantu. Atau mungkin kalau punya sahabat baik atau bisa curhat ke suami, cuzz laah minta waktu mereka sebagai pendengar.
Buat siapapun yang saat ini sedang feeling blue, yang rasanya nggak enak banget, tetiba mellow dan menangis tanpa alasan… peluuuuk. It’s okay to not be okay, ambillah jeda… lakukan aktivitas yang kamu suka dan ayo semangat lagi.
Semoga 6 buku favorit yang asyik dibaca saat feeling blue tadi bisa membantu Sahabat Bunda ya. Sampai jumpa di cerita-cerita selanjutnya!