Jika biasanya membuat daftar buku favorit adalah hasil karya orang lain, kali ini saya ingin sedikit mengapresiasi diri sendiri ah. Sejak tahun 2013 sampai 2020, saya sudah mengikuti sekitar 25an proyek antologi. Dari proyek-proyek tersebut harus saya akui ada buku antologi favorit.
Sebenarnya semua proyek antologi yang saya ikuti istimewa. Ada pengalaman berbeda di setiap proyeknya. Termasuk di dalamnya ada hikmah dan kisah menarik yang melatarbelakangi penyusunannya.
Sebagian besar proyek antologi yang saya ikuti berupa kisah inspiratif. Namun saya juga pernah lo menantang diri menulis fiksi. Bahkan ada satu buku antologi dengan genre puisi.
Kalau puisi sih memang sedari SD, saya suka sekali membaca dan menggubahnya. Hanya saja bertambahnya usia, kok malah semakin kagok merangkai kata-kata bernada, hehe. Mungkin karena sudah terlampau biasa menulis artikel yang lugas dan apa adanya ya? Jadi susah menulis kosa kata dengan diksi meliuk-liuk.
Tahun ini sih saya mengikuti kelas Semeleh yang salah satu tujuan akhirnya adalah menerbitkan buku antologi. Bisa jadi bukunya terbit tahun ini. Apakah nantinya akan ada tulisan saya di dalamnya? Tunggu saja ya, Sahabat.
Namun harapan paling besar sih ta hun ini saya bisa rilis buku solo dengan genre novel based on true story. Doakan ya, semoga harapan itu bukan sekadar angan. Namun benar-benar bisa diiringi dengan ikhtiar berbalut doa, hehe.
Contents
5 Buku Antologi Favorit Paling Berkesan
Baiklah, tanpa menunggu lama lagi, berikut ini saya geber 5 judul buku antologi favorit yang di dalamnya tiap-tiap ada satu karya saya. Mengapa judul-judul ini saya pilih, cari tahu alasannya di bawah ya!
1. Rainbow
Jika tidak ada buku ini, mungkin tidak akan lahir karya-karya saya selanjutnya. Buku yang terbit pada Agustus 2013 ini adalah proyek antologi pertama saya. Bersyukurnya saya langsung bertemu dengan tim yang luar biasa.
Semuanya jago nulis dan ketua timnya, Mbak Umma Azura – penulis asal Makassar, sangat detil dalam mengoreksi naskah kami.
Selain karena ini adalah proyek pertama. Keistimewaan dari Rainbow adalah isinya berupa fiksi mini alias flash fiction. Flash fiction adalah cerita fiksi dalam jumlah kata yang singkat, kalau tak salah ingat tak boleh lebih dari 7 halaman A4 apa ya. Saya kok lupa. Dan yang paling penting, endingnya harus unik dan tak terduga.
Sungguh nekat memang, ikut proyek pertama langsung ngefiksi. Namun karena arahan dari mbak Umma Azura, bisa juga lo saya melahirkan karya masterpiece, eaaa.
Beneran sampai sekarang Jahe Hangat untuk Dul yang bisa dibaca di buku tersebut adalah cerpen favorit saya. Maklum sekarang suruh bikin yang sama seperti itu kok nggak bisa ya. Hihi.
Apalagi setelah diolah oleh mbak Umma Azura, hasil jadinya jadi keren beud.
2. Storycake for Your Life: Berpikir Positif
Proyek antologi berikutnya masih bareng dengan mbak Umma Azura. Berisi kisah-kisah inspiratif tentang kekuatan dan keajaiban berpikir positif. Ada 3 karya saya yang dibukukan dalam proyek ini.
Tulisan pertama tentang perjalanan saya saat menunggu kehadiran si kakak. Setelah dua kali keguguran akhirnya saya bisa merasakan hamil yang sesungguhnya dan melahirkan bayi cantik bernama Mayda.
Tulisan kedua bercerita tentang perjalanan hidup saya setelah resign kerja kantoran dan menjalani hari-hari di rumah. Awalnya saya sempat takut penghasilan suami tak akan mampu mencukupi kebutuhan bulanan. Namun Allah Maha Baik, saya diberi jalan mengenal pekerjaan bernama content writer. Dari situlah hal-hal menakjubkan lainnya terjadi.
Tulisan terakhir saya yang ada di buku ini adalah kisah ibu saya yang berjuang untuk sembuh dari penyakit lumpuhnya. Saya menceritakan masa-masa di mana ibu harus selalu butuh bantuan orang lain, hingga bisa memasak dan beraktivitas sendiri, meski belum sempurna.
Buku ini selalu jadi bahan bacaan saya setiap berada dalam titik terpuruk. Untuk menyemangati diri sendiri gitu deh.
Selain isinya yang memotivasi, buku ini spesial karena menjadi buku antologi pertama yang diterbitkan oleh penerbit mayor dan bisa didapatkan di Gramedia. Meski bukan buku solo, tapi rasanya bangga saja saat jalan-jalan ke Gramedia, eh ada buku saya di antara deretan buku lainnya.
Sayangnya buku yang terbit tahun 2014 ini sepertinya sekarang sudah tak lagi bisa ditemukan. Namun buku ini akan tetap menjadi kenangan terbaik saya.
3. Story of My Wedding
Di bagian persembahan tertulis buku ini merupakan karya ke-12. DIterbitkan pada Januari 2019. buku ini istimewa karena menjadi proyek kedua saya bersama Pejuang Literasi. Dan saya suka dengan desain cover yang dibuat oleh Mbak Mega Ghaziy, yang kini mendirikan Nyala Frasa.
Tak hanya itu karya saya di sini pun spesial, bercerita tentang perjalanan satu dasa warsa pernikahan saya dengan suami. Ya, tulisan itu saya persembahkan sebagai kado anniversary kesepuluh, sekaligus ucapan terima kasih untuk kesabaran suami dalam mendampingi saya selama 10 tahun. Alhamdulillah, tahun ini kami sudah merayakan cinta yang ke-13, hehe.
Kalimat penutup dari tulisan saya akan selalu menjadi pengingat bagi kami untuk mengarungi samudera kehidupan hingga akhir;
Tidak akan berhasil sebuah pernikahan jika hanya mengandalkan cinta yang berlandaskan hawa nafsu. Pernikahan hanya akan bertahan jika selalu menyertakan Allah di setiap langkah. Selama kami membawa Allah di setiap perjalanan mengarungi luasnya lautan kehidupan ini, kami yakin pertolonganNya akan selalu turun kapan pun kami membutuhkan.
4. Resonansi
Buku antologi favorit berikutnya yaitu buku yang menjadi dasar lahirnya blog Salam Bunda. Salah satu proyek antologi yang prosesnya cukup panjang. Bahkan kupikir hampir tak selesai. Kalau tak salah ingat, awalnya proyek ini tidak di bawah Pejuang Literasi.
Namun karena lama tak ada kabar, kemudian proyek ini diambil alih oleh Pejuang Literasi. Alhamdulilah pada Januari 2019 akhirnya bisa memeluk buku yang kurang lebih membutuhkan waktu 2 tahun sebelum terbit.
Hey, ladies.. believe in yourselves that you are wonderful whatever you are.
Itu adalah kalimat yang saya rangkai sebelum masuk ke bagian awal tulisan. Buku ini berisi kisah-kisah inspiratif yang wajib dibaca semua perempuan di seluruh Indonesia, atau bahkan dunia, agar yakin kepada kemampuan dirinya. Sebagaimana judul yang saya pilih, Hey Wanita, Kau Hebat dalam Segala Rupa.
Buku ini diharapkan menjadi motivasi agar perempuan tak terkungkung dengan stigma ini dan itu. Mereka tetap bisa berkarya dan berdaya tanpa mencederai fitrahnya sebagai perempuan.
Saya juga masih ingat kenapa memilih Resonansi menjadi judul buku antologi ini. Jika kita tilik arti katanya, resonansi adalah peristiwa turut bergetarnya suatu benda karena pengaruh getaran gelombang elektromagnetik luar.
Begitu juga yang kami inginkan dari buku ini, bisa menggetarkan para pembaca dan melahirkan kesadaran untuk saling mendukung dan bekerjasama sesama perempuan. Sebagaimana tagline buku ini,
Ketika perempuan saling memahami bukan menghakimi, karena setiap perempuan memiliki perjuangannya sendiri.
5. Goobye Blazer! With Daster, No Baper
Buku yang terakhir ini sebenarnya memiliki tema yang kurang lebih sama dengan Resonansi. Bedanya buku ini dipersembahkan khusus bagi para perempuan yang memilih mengganti blazer menjadi daster. Maksudnya resign dari kantor untuk fokus membersamai keluarga di rumah.
Selain satu kisah inspiratif yang saya susun sepenuh hati, tulisan Tips Menjadi Emak Dasteran Anti Baperan milik saya nongkrong sebagai pembuka buku ini.
Ada 7 tips yang saya bagikan untuk perempuan yang masih maju mundur cantik untuk resign;
- Hindari resign dadakan dan persiapkan rencana yang akan dilakukan setelah resign.
- Kalau terlanjur resign dadakan, bersyukur karena suami menjadikan kita ratu di dalam rumah.
- Menggali hobi dan passion.
- Bergabung dengan komunitas-komunitas yang sesuai dengan hobi dan passion.
- Tuliskan jurnal syukur, minimal 10 hal yang disyukuri pada hari itu.
- Yakin bahwa rezeki Allah lebih luas dari sekadar gaji.
- Gali potensi diri, buka mata buka hati dan buka telinga dan kembangkan empati.
Tulisan saya di buku ini berjudul Dasteran Boleh, Baperan Jangan. Cuzz ini blur dari tulisan tersebut;
Jangan takut hidup menjadi susah meski tidak lagi bergaji. Karena rezeki Allah lebih luas dari sekadar gaji. Gali potensi diri, di rumah bukan berarti karya berhenti. Bukankah menjadi ibu dan istri juga bagian dari karya seorang wanita? Dasteran boleh, baperan jangan!
Huff, lega juga bisa menyelesaikan artikel ini. Rasanya semangat untuk menerbitkan buku lagi semakin menyala-nyala.
Memilih 5 judul saja dari 25an proyek antologi yang pernah saya ikuti, bukanlah hal yang mudah. Meski hanya 5 judul yang saya tampilkan di sini, hal tersebut tidak mengurangi keistimewaan buku-buku lainnya.
Btw, apa sahabat pernah mendengar 5 buku antologi favorit saya di atas? Kalau ada yang pernah dengar setidaknya salah satunya, boleh dong angkat tangan. Biar saya bahagia, hehe. Demikian sapa salam dari saya, sampai jumpa besok lagi ya, insya Allah.
Keren mbak, sudah banyak karyanya, smg buku solonya juga segera lahir, aamiin
Aamiin. Terima kasih mbak 🙂